Sebelum memulai penulisan mengenai kisah toXIc versi gue ini, gue mo minta maaf dulu karena gue udah jadi blogger yang cukup murtad dengan beralih ke twitter dan facebook. Semuanya bukan salah gue, melainkan salah tugas-tugas laknat yang minggu-minggu ini ngeroyokin gue dengan sadis (tugas apa supporter sepak bola?).
Anyway, toXIc semester 1 adalah toXIc yang dipenuhi anak-anak pendiam yang manis-manis seperti gula, semuanya berjalan sewajarnya, dengan kekompakan yang agak minim tetapi tetep seru layaknya kelas-kelas yang lain. Sedangkan, toXIc semester 2 adalah toXIc yang gapernah gue bayangkan sebelumnya, berawal dari tugas bikin film seni budaya, kekompakan kita mulai tercermin dari cara kita memahami satu sama lain. Disamping semakin kompak, toXIc yang kebanyakan dihuni gadis-gadis dan pejaka-pejaka lajang (yaiyalah) yang sedang mencari jati diri ini mulai terlihat lebih berekspresi. Beda dengan waktu semester 1 yang masih malu-malu kayak anak babi (malu karena bapak ibunya babi) toXIc semester 2 emang lebih ekpresif. Terbukti dengan semakin banyaknya pasangan yang cinta lokasi disini dan daftar anak-anak yang saban hari kesurupan penyanyi2 lawas (intinya sih tiap hari anak toXIc menyanyikan lagu dari album kenangan). Banyak sekali yang bisa gue jadiin pelajari disini (selain perilaku fahmi yang makin hari makin mirip orang gila lepas).
toXIc memberi tahu gue banyak hal, Super Junior (enhyuk dan kawan-kawan) gLee (yang lagunya keren-keren), Pitbull (bukan pitt bull), Bondan Prakoso (yang gue kira adalah tukang makan di acara wisata kuliner) dan sebuah toko panci yang namanya keren banget yaitu Endors (bukan Andors). Intinya toXIc semester 2 adalah toXIc yang amazing, yang kompak yang bikin gue nyaman, yang membuat gue belajar banyak hal (terutama perilaku dan kebiasaan orang-orang frustasi karena tekanan tugas) dan cinta dari persahabatan (lawas). Pokoknya, anak toXIc yang dulu gue kenal manis manis babi (manis-manis dan malu-malu kayak anak babi) sekarang gue kenal dengan anak-anak toXIc yang bakal selalu hidup direlung hati gue, yang setiap kenangannya bakal gue simpen di sela sela milyaran sel di otak gue, yang bikin gue merasa menjadi diri gue yang sebenarnya, tanpa ditutup-tutupi.
Gue akan selalu inget saat kita semua serius, gue akan selalu mengenang waktu dimana kita ketawa bareng, dan untuk lagu-lagu yang tiap hari gue nyanyikan bersama kalian di kelas yang sepertinya sudah menjadi original soundtrack kebersamaan kita selama ini, semua lagu-lagu itu akan selalu terngiang ditelinga gue, setiap pagi gue terbangun, setiap hari gue melangkah dan setiap saat ketika gue akan terlelap. (kenapa jadi lawas sha?) Well, pokoknya perilaku autis kalian gabakal gue lupain lah sampe kapanpun, anyway gue bakal nge post lagu2nya Ebiet G. Ade yang saban hari kita nyanyiin yang menurut gue udah membungkus manis hari-hari yang telah kita lalui bersama. Oke toXicers. pesan gue untuk kalian cuma satu “Tetep sehat, tetep semangat supaya kita bisa tetep jalan-jalan dan makan-makan bersama wisata kuliner. pokoke mak nyusss” -by, Bondan Prakoso-
Sekian
,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Kisah toXIc versi gue"
Posting Komentar