Pagi itu hari Jum'at tanggal 14 Mei 2009. Semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Bekasi gak terlihat belajar dalam ruangan ber AC disekolah kita nan nyaman yang terletak di ruas jalan super macet AGUS SALIM, Bekasi. Bukannya belajar, kita malah kelihatan ngumpul di Islamic Center, menunggu Bus yang bakal membawa kita pergi ke Jakarta. Tapi, hoi!! jangan salah kaprah, kita gak hanya akan study tour biasa, karena kita seangkatan akan pergi untuk dilantik menjadi para perintis PERMATA BANGSA (ooh, betapa bangganya menyebut nama itu...). Lihat betapa bahagianya wajah-wajah gadis cantik perintis PERMATA BANGSA ini kala berfoto bersama sebelum keberangkatan ke museum Fatahillah, pagi jam 7.00
Akhirnya usai terlihat jepretan blitz pertama, kamipun naik ke bus, berhubung gue kelas X.1, maka gue dan seluruh anak X.1 lainnya masuk ke bus 1 dan mulai bercanda riang. Gue duduk bersama Yuka dan Fahmi (cowok super konyol yang jago ngebanyol). Sepanjang perjalana ke Museum Fatahillah (atau dikenal juga dengan sebutan "Museum Sejarah Jakarta") gue dan Yuka terus terpingkal mendengar ocehan Fahmi yang gak berenti ngebanyol. Tapi tetep, kita gak lupa untuk foto2 dan mengabadikan moment di dalam bus bersama...
Cepret2... Aduuhhhh,,,, kami yang narsis ini memang sungguh cantik ya hahahaha...
Bus berjalan santai, dan kami pun tiba di Museum Fatahillah tepat jam 10 pagi, dan seperti tradisi biasanya, kami juga gak lupa mendokumentasi pemandangan didepan Museum Fatahillah yang dulu merupakan Stadhuis Belanda tersebut...
Masuk kedalam, kita seperti ditarik kemasa kejayaan Negeri Orange ini di bumi pertiwi, didalamnya tersimpan puluhan lukisan yang menggambarkan bagaimana meneer2 Belanda memerintah dimasa itu. Penjara2 bawah tanah yang pengap tempat mereka menahan para pribumi yang berusaha memberontak, barang-barang yang pernah digunakan untuk keperluan pemerintahan, hingga potret para gubernur jendral VOC.
Setelah puas menyusuri sejarah kependudukan VOC, kita sekelas ngaso dulu, plus menunggu dibagikan makan siang (hahahah, kayak orang susah aja). Sambil ngaso, kita mulai jalan-jalan dan melihat-lihat barang-barang bersejarah yang berada diluar museum, salah satunya adalah sebuah meriam peninggalan portugis yang berbobot 7 ton. meriam ini memiliki tanda khas yaitu jempol terjepit yang melambangkan kesuburan (katanya...)
selain foto bareng meriam keramat, kita juga mengabadikan foto sekeluarga besar X.1, tapi sayang,teman kita Iccha Pradipta dan Naufal Andalu gak bisa ikut karena gak ada di TKP saat perintisan berlangsung. Tapi, suasana kekeluargaan tetap terasa diantara anak-anak X.I
Abis foto keluarga besar, kita mulai mengambil foto-foto bersama teman, salah satunya, foto bersama Fadhil,ketua kelas+ artis kelas X.I, rasanya sebutan artis kelas ini gak terlalu berlebihanlah dialamatkan buat Fadhil, coz dia ini memang manusia paling "kinclong" sendiri dikelas. Biar awalnya malu-malu, ternyata akhirnya Fadhil mau juga dikenai blitz kamera untuk mengabadikan moment-moment bersama ini..
Ternyata, foto ama Fadhil gak bikin gue puas bernarsis ria... Satu lagi, gue akhirnya berfoto bersama Faqih -_- atau yang lebih dikenal dengan Lim-nya X.I... biarpun agak ogah-ogahan pas difoto, tapi setelah dipaksa Yuka, mau juga dia mengabadikan satu momen dengan gue dalam memori kamera...
Gak asyik kan kalo kelamaan di Museum Fatahillah.... Dan akhirnya, ketika siang turun perlahan, bus rombongan berjalan menuju ke mesjid Istiqlal, mensjid agung tempat dimana presiden2 secara turun temurun solat di hari raya. Sambil nunggu cowok2nya solat Jumat, para cewek ngerumpi di bus, setelag itu mulai ikut solat dzuhur, gokiiilll, mesjidnya gede gilaaaa!!! jauh berbeda dengan mesjid An-Nabaa tercinta yang nongkrong di pelataran depan SMANSASI. Alhasil, mau solat pun kita akhirnya berputa-putar dulu mengelilingi Istiqlal saking noraknya ngeliat mesjid segede ini.
Jam menunjukkan pukul 13.30 saat bus akhirnya terparkir di sebuah jalan tepat di hadapan sekolah tua STOVIA yang kini sudah menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Ditempat inilah para penggerak roda kebangkitan Nasional bersekolah dan berpikir akan nasib bangsanya yang tak kunjung berubah selama hampir 350 tahun, atas dasar balas budi kepada bangsa, anak-anak Indonesia yang diberi kesempatan belajar di STOVIA pun tak menyiakan kesempatan baik ini demi membantu membangun bangsa ke arah kemerdekaan. Sekarang, Museum Kebangkitan Nasional memuat berbagai alat2 kedokteran yang dahulu digunakan para siswa STOVIA untuk praktik. Dan katanya, gedung ini belum banyak dipugar sejak pertama kali didirikan (hanya dicat ulang dinding dan pintu2nya). Tapi serunya, didalam gedung ini, pengelola juga memasukkan suasana belajar di STOVIA zaman itu lengkap dengan patung-patung siswa yang belajar juga dosen yang sedang mengajar... Melihat situasi ini, virus "narsieus cameraius" mulai kembali menyebar, dan memori camera digital pun, harus rela dipenuhi berbagai moment mengasyikkan di Museum ini.
!
Cepreeeetttttt!!! Waw!!!!!!!!Ini dia potret diriku bersama salah satu tokoh perempuan cerdas Indonesia R.A.Dewi Sartika
,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 September 2009 pukul 03.51
hahahahahaha..... perintis permata bangsa demennya narsis.... hahaha....
8 September 2009 pukul 04.48
eaaah, gw buka kaan?
mana muka gw kaga keliatan?
waaah, gawat nih!
8 September 2009 pukul 05.10
ya entar.... liat entri kedyua publish ajaa... hahahahaha
8 September 2009 pukul 17.38
hahahahahah....aduuuhhh, kapan ya jalan-jalan lagi kayak gitu,,,, eh aqsha, lama2 co2k juga lo ama faqih... hahahahah
9 September 2009 pukul 08.40
hahaha... lucu sa... apalagi foto berdua'a... serasi bu... hehehe....
9 September 2009 pukul 23.36
Intaaaaannnn.... I miss u so....
Teman-teman....
sering2 buka blog gue yaaa....